Kamis, 22 Desember 2011

Normalisasi Penggajian

a.      Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Photobucket


b.                 Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form)
Photobucket

c.       Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)

Photobucket
d.   Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)
Photobucket

Definisi Diagram HIPO


Diagram HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
Menurut Jogiyanto (2005:787) ”HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output) merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM. Tetapi saat ini HIPO juga banyak digunakan sebagai alat disain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem”.
HIPO dapat digunakan sebagai alat pengembangan sistem dan teknik dokumentasi program. Penggunaan HIPO ini mempunyai sasaran utama sebagai berikut:
1.                  Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi-fungsi dari program.
2.                  Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh program, bukannya menunjukkan statemen-statemen program yang digunakan untuk melaksanakan fungsi tersebut.
3.                  Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan dari diagram-diagram HIPO.
4.                  Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pemakai.

Definisi Flowchart


Bagan Alir Program (Program Flowchart)
Menurut Jogiyanto (2005:795) ”Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika”.
Menurut Jogiyanto (2005:802) ”Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem”.
Bagan alir program yang penulis gunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1.                  Terminal Point
Digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu proses.
2.                  Decision
Digunakan untuk menggambarkan pengujian suatu kondisi di dalam program.
3.                  Process
Digunakan untuk menggambarkan suatu proses yang akan dilakukan.
4.                  Flow Line
Digunakan untuk menggambarkan hubungan proses dari suatu proses ke proses lainnya.
5.                  Input/Output
Digunakan untuk menggambarkan proses input yang berupa pembacaan dara sekaligus proses output yang berupa pencetakan data.
6.                  Subroutine
Digunakan untuk menggambarkan proses pemanggilan sub program dari main program (recursivitas).

Pengertian Normalisasi


Normalisasi
            Menurut Jogiyanto (2005:403) “Normalisasi adalah proses untuk mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang”.
            Menurut Sutabri (2005:181) “Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam database”.
Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik. Dalam hal ini yang dimaksud dengan relasi yang berstruktur baik adalah relasi yang memenuhi dua kondisi berikut : (a) mengandung redudansi sesedikit mungkin, (b) memungkinkan baris-baris dalam relasi disisipkan, dimodifikasi, dan dihapus tanpa menimbulkan kesalahan atau ketidakkonsistenan menurut Kadir (2009:116).

Microsoft Visual Foxpro


Microsoft Visual Foxpro
Menurut Razaq (2005:9) “Microsoft Visual FoxPro adalah salah satu aplikasi pengolahan  database yang menerapkan manajemen database relasional yang biasa disebut dengan RDBMS (Rational Database Management System) yang berorientasi pada objek”.  
            Menurut Wahyono (2009:23) “Microsoft Visual FoxPro 9.0 adalah bahasa pemrograman yang interaktif dan dikenal memiliki high performance dekstop yang memiliki kemampuan tinggi di dalam pemrograman jaringan, client/server dan aplikasi database pada web”.
Berikut ini berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan Microsoft Visual FoxPro 9.0 menurut Wahyono (2009:24):
1.                  Mudah dipahami
Pemrograman berorientasi visual membuat pemakainya mudah memahami struktur dan teknik pemrograman yang dimilikinya.
2.                  Mampu mengelola data besar
Salah satu kunci keberhasilan sebuah program adalah kemampuannya dalam mengelola data dalam kapasitas yang besar sesuai kebutuhan.
Visual FoxPro 9.0 menyediakan berbagai tool dan powerfull data engine developers yang dibutuhkan untuk mengelola data dalam kapasitas besar.
3.                  Dukungan accessibility
Visual FoxPro memberikan fleksibilitas bagi programmer untuk mengelola semua tipe dan jenis aplikasi database. Beberapa hal yang ditawarkan pada Visual FoxPro 9.0 antara lain:
a.      Active Accessibility Support
Active Accessibility Support akan mempermudah aplikasi untuk diakses dengan peralatan eksternal seperti screen readers, voice recognition dan lain-lain.
b.      OLE DB Provider
Aksesibilitas dengan OLE DB Provider akan memudahkan program diakses oleh client yang berbasis non- Visual FoxPro.
c.       Integrated XML Support
Fitur ini akan mempermudah merepresentasikan data Visual FoxPro sebagai XML dan melakukan impor data XML ke dalam tabel Visual FoxPro.
d.      Database Events
Fitur ini akan mempermudah pemakai melakukan pengontrolan dengan kode program yang dieksekusi ketika database dibuka, ditutup dan dimodifikasi.
e.       Document View
Fitur ini akan menampilkan dan mempercepat navigasi pada prosedur, fungsi atau metode pada source code.
f.        Dockable IDE Windows
Dilengkapi dengan Dock common tools seperti data session dan debug windows yang akan membantu menelusuri aliran program.
4.                  Tidak menuntut spesifikasi tinggi
Visual FoxPro dikenal sebagai bahasa pemrograman yang tidak menuntut spesifikasi tinggi pada hardware requirement-nya. Beberapa catatan tentang spesifikasi sistem yang dibutuhkan bahasa pemrograman ini antara lain sebagai berikut:
a.      Computer/Processor
Untuk instalasi Microsoft Visual FoxPro 9.0, dibutuhkan personal komputer dengan prosesor kelas pentium.
b.      Memory
RAM minimal 64 Mega Byte. Direkomendasikan RAM dengan kapasitas 128 MB atau yang lebih tinggi.
c.       Harddisk
Visual FoxPro 9.0 memerlukan tempat penyimpanan pada harddisk sebagai berikut:
1)      Visual FoxPro Prerequisites membutuhkan 20 MB
2)      Visual FoxPro Typical Install membutuhkan 165 MB
3)      Visual FoxPro Maximum Install membutukan 165 MB
d.      Drive
Komputer yang digunakan untuk proses instalasi Microsoft Visual FoxPro 9.0 ini disarankan memiliki CD ROM drive untuk mempermudah  instalasi dan update program.
e.       Display
Membutuhkan Display Super VGA atau yang lebih tinggi untuk resolusi monitornya. Atau dengan kata lain membutuhkan video dengan resolusi standard 800 x 600 dengan kemampuan 256 colors (high color 16-bit recommended).
f.        Operating System
Instalasi Visual FoxPro 9.0 dapat dilakukan pada Microsoft Windows 98, Microsoft Windows XP atau versi sesudahnya. Juga dapat diinstall pada sistem jaringan Microsoft Windows NT 4.0 dengan Service Pack 6 atau Microsoft Windows Server.
g.      Peripheral
Sebagai aplikasi berbasis windows, tentu saja Microsoft Visual FoxPro 9.0 membutuhkan Microsoft Mouse atau perlengkapan pointing device yang kompatibel.